Minggu, 26 Agustus 2012

Suhu Politik di Brebes Memanas


Minggu, 26 Agustus 2012 , 10:30:00

BREBES- Meski masih dalam suasana lebaran, suhu politik di Kabupaten Brebes mulai memanas. Persaingan tidak sehat sudah merebak jelang pelaksanaan Pilkada Brebes 2012. 

Salah satunya dengan tindakan perusakan baliho calon maupun atribut-atribut partai politik tertentu yang marak di berbagai wilayah. Penghilangan dan perusakan atribut oleh orang tidak bertanggung jawab itu disayangan sejumlah pengurus partai dan tokoh masyarakat.

Di sejumlah tempat di wilayah utara, puluhan gambar-gambar milik masing-masing pasangan calon terlihat rusak seperti usai disobek dengan benda tajam. Tindakan ini dinilai mencoreng nilai-nilai demokrasi.

Imam Sairi, tokoh masyarakat di Kecamatan Bumiayu, yang juga anggota DPRD Brebes dari Fraksi PPP ini juga mengaku adanya tindak perusakan dan penghilangan atribut tersebut yang juga terjadi di wilayah selatan. Diharapkan, seluruh kontestan dan tim pendukung harus tetap menjunjung tinggi nilai demokrasi.

"Kami sangat prihatin dan menyayangkan penghilangan atribut parpol ini. Siapa pelakunya kami belum tahu pasti, tapi yang jelas itu sebuah bentuk perusakan," ujarnya, kemarin

Dia mengungkapkan, di wilayah Kecamatan Bumiayu banyak atribut parpol, baik yang menyangkut gambar pilkada maupun ucapan selamat Lebaran mendadak hilang. Termasuk, atribut parpol milik PPP terkait ucapan Lebaran. Pengilangan itu bentuk tidakan tidak terpuji dan melukai demokrasi. Mestinya, dalam persaingan antara partai harus yang sehat dan tetapi harus tetap menjunjung spotifitas dan menjada kondusifitas daerah. Sebab, pengilangan atribut seperti itu dikhawatirkan juga akan memicu keteganggan antara kelompok.

"Kemarin, atribut partai kami masih ada. Eh, tiba-tiba sudah tidak ada dan diganti partai lain. Saya khawatir aksi-aksi semacam ini memunculkan ketegangan. Panwaslu juga harus tegas dan segera mengambil tindakan," tandasnya.(ism/sam/jpnn)

Jalur Tengah dan Pantura Macet


26 Agustus 2012
Jalur Tengah dan Pantura Macet
 0
 
  1
image
BREBES -  Ribuan orang  dari berbagai daerah ”menyerbu” Jakarta, Sabtu (25/8). Akibatnya, terjadi kemacetan di sejumlah titik, baik di jalur selatan dan jalur pantura Jawa. Tak hanya itu, ledakan penumpang juga terjadi di sejumlah stasiun dan terminal.  
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan arah selatan Jateng yang melewati jalur tengah Purwokerto-Tegal, di Paguyangan, Kabupaten Brebes, sejak pagi hingga siang. Kendaraan yang didominasi mobil pribadi itu merayap dengan kecepatan 5-10 km/jam sejak memasuki Kabupaten Brebes, tepatnya di Pesurupan Paguyangan.
Di sejumlah titik, kemacetan tidak dapat dihindari akibat lalu lintas kendaraan wisatawan, seperti di pertigaan Waduk Penjalin, Cipanas Kedungoleng, dan pertigaan menuju Kebun Teh Kaligua. 
Antrean kendaraan juga mengular ketika perlintasan KA Kretek ditutup. 
Andri (40), pemudik asal Kebumen mengatakan, butuh waktu sekitar satu jam dari Winduaji hingga perlintasan KA Kretek. Padahal normalnya, waktu tempuh hanya 15 menit.
Menurut dia, kemacetan sudah dialami sejak di Ajibarang, Banyumas.  “Tadi sekitar pukul 10.00 macet di Ajibarang, kemudian lalu lintas padat tapi masih bisa jalan. Masuk Paguyangan kembali macet,” kata dia.
Perlintasan KA
Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto melalui Kepala Pos Pam Pagojengan Paguyangan Ipda Eko Sugeng Purwanto mengatakan, ketersendatan tidak dapat dihindari akibat perlintasan KA dan kendaraan wisatawan. Upaya yang bisa dilakukan hanyalah menjaga agar pengendara tidak saling serobot.
”Lepas perlintasan KA Kretek, arus lalin sepanjang Pagojengan sampai Bumiayu lancar,” katanya. Adapun di ruas Ciregol, Kecamatan Tonjong tidak terjadi kemacetan. Selama arus mudik hingga kemarin, arus lalu lintas lancar. Kepadatan hanya terjadi di Pasar Linggapura dan Tonjong. Namun kepadatan mencair seiring berakhirnya aktivitas pedagang sekitar pukul 13.00. Titik sendat lainnya terjadi di perlintasan KAKarangsawah.
”Terjadi penumpukan arus saat perlintasan KA ditutup, namun antreannya tidak sampai Ciregol,” kata Imam Suwondo, warga Karangsawah Kecamatan Tonjong. Kemacetan juga terjadi di tol Cikampek. Kendaraan padat merayap sepanjang 10 km dari Karawang Barat hingga Cikarang Timur, tepatnya di KM 47 hingga 37. Jumlah kendaraan pemudik yang menuju Jakarta memang terus meningkat. Terutama bagi pemudik yang memilih jalur pantura. “Ada kemacetan kira-kira sepanjang 10 km padat merayap di Tol Cikampek Km 47 sampai 37,” jelas Hendri, petugas jaga Jasa Marga. Hendri menjelaskan pada titik kemacetan tersebut mobil hanya dapat melaju dengan kecepatan kira-kira 10-30 km/jam.
“Di sana kendaraan masih bisa bergerak tapi sangat pelan,” lanjutnya. Namun arus balik mudik dari Cikarang Timur hingga Jakarta terpantau ramai lancar. Sementara itu, arus lalu lintas dari Semarang ke Jakarta yang melewati jalur pantura sejak pagi terpantau tersendat saat memasuki daerah Comal, Pemalang dan Pasar Induk Brebes. Selain karena peningkatan jumlah kendaraan, kepadatan terjadi karena banyak pemudik yang mengantre di SPBU dan berhenti di bahu jalan. “Banyak juga yang beristirahat di pinggr jalan, jalan agak tersendat,” kata petugas piket NTMC Briptu Amunk. Adapun arus lalu lintas kendaraan pemudik dari Jawa Tengah di sepanjang jalur pantura selepas Pamanukan hingga Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat juga terpantau padat merayap sejak pagi hingga siang.Kemacetan parah juga terjadi di jalur pantura Indramayu.
Penuhi Pelabuhan Kepadatan juga terlihat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Ribuan penumpang memenuhi pelabuhan untuk kembali ke Jabodetabek dan sekitarnya. Mereka berdatangan sejak pagi hingga siang, baik penumpang pejalan kaki, pengendara motor, mobil maupun menumpang bus. Akibat tertahan sejak pukul 17.00 hingga 20.00 di Dermaga II Pelabuhan Bakauheni, ribuan pemudik bersepeda motor melampiaskan kekesalannya. Mereka beradu mulut dengan petugas kapal di lapangan parkir dengan dermaga II. Mereka juga beramai-ramai melampiaskan kekesalannya dengan membunyikan klakson dan menggeber-geber motor. ”Saya tidak tahu pasti kenapa kami belum juga diberangkatkan.
Padahal sudah antre sejak jam lima sore, tiket juga sudah diambil petugas,” ujar Mafudin, salah satu pemudik yang hendak ke Jakarta. Heru Purwanto, Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Fery (Persero) cabang Bakauheni mengatakan, tidak benar kalau ada pemudik bersepeda motor yang tertahan penyeberangan hingga tiga jam. ”Itu karena ribuan pemudik motor yang datang bergelombang dan memenuhi dermaga II. Tidak mungkin terangkut semua dalam satu pelayanan kapal,” katanya. Manajer Operasi PTASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni, Heru Purwanto mengatakan, sesuai prediksi, puncak arus balik terjadi Sabtu dan Minggu.
Sebab, liburan sekolah akan berakhir. Berdasarkan data dari PTASDPIndonesia Ferry Cabang Bakauheni, jumlah penumpang balik dari Sumatera ke Jawa hingga kemarin mencapai 368.804 orang. Pada Sabtu dari pukul 00.01- 08.00 jumlah penumpang melalui Pelabuhan Bakauheni 91.672 orang dan mereka menggunakan 9.430 unit kendaraan berbagai jenis. Stasiun Senen Adapun di Stasiun Senen, Jakpus diperkirakan 8 ribu pemudik datang.”Tidak ada lonjakan kedatangan yang istimewa, rata-rata kedatangan per harinya sekitar 6 ribu -7 ribu dari H+1 hingga H+5 namun puncak arus balik diperkirakan malam ini (semalam-Red) sekitar 8 ribu,” kata Kepala Humas Daop I PT KAI Jakarta, Mateta Rizalulhaq.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono memprediksi puncak arus balik terjadi pada Sabtu (25/8) malam hingga Minggu (26/8). Lonjakan arus balik terjadi melalui jalur darat karena minimnya tiket kereta api. “Puncak arus balik diperkirakan nanti malam dan besok malam,” ujar di Terminal Kampung Rambutan, kemarin. Udar menuturkan, berdasarkan laporan dari sejumlah kepala terminal, volume angkutan darat arus balik meningkat. Hal ini dikarenakan ketatnya pembelian tiket kereta api. “Karena kereta api ketat, sehingga ada yang pindah ke angkutan yang lain. Jadi jika dilihat yang berangkat itu sudah 1,6 juta sampai H+3, H+3 itu bukan hari ini tapi kemarin.
Yang hari ini baru dihitung sekarang. Terus yang datang itu 1 juta-an ,ini yang naik angkutan umum,” katanya. Selain itu, ada juga pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini mengalami peningkatan. Penumpang arus balik di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, pada H+6 Lebaran mencapai 15.831 orang, naik 37 persen dibanding hari sebelumnya. “H+6 pagi, total ada 15.831 dan 403 bus,” kata Kepala Terminal Bus AKAP Pulogadung, M Nur. (H51, dtc,viva,ant-48,71)

Jalur Tengah dan Pantura Macet

BERITA UTAMA

26 Agustus 2012
Jalur Tengah dan Pantura Macet 

BREBES -  Ribuan orang  dari berbagai daerah ”menyerbu” Jakarta, Sabtu (25/8). Akibatnya, terjadi kemacetan di sejumlah titik, baik di jalur selatan dan jalur pantura Jawa. Tak hanya itu, ledakan penumpang juga terjadi di sejumlah stasiun dan terminal. 
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan arah selatan Jateng yang melewati jalur tengah Purwokerto-Tegal, di Paguyangan, Kabupaten Brebes, sejak pagi hingga siang. Kendaraan yang didominasi mobil pribadi itu merayap dengan kecepatan 5-10 km/jam sejak memasuki Kabupaten Brebes, tepatnya di Pesurupan Paguyangan.
Di sejumlah titik, kemacetan tidak dapat dihindari akibat lalu lintas kendaraan wisatawan, seperti di pertigaan Waduk Penjalin, Cipanas Kedungoleng, dan pertigaan menuju Kebun Teh Kaligua.
Antrean kendaraan juga mengular ketika perlintasan KA Kretek ditutup.
Andri (40), pemudik asal Kebumen mengatakan, butuh waktu sekitar satu jam dari Winduaji hingga perlintasan KA Kretek. Padahal normalnya, waktu tempuh hanya 15 menit.
Menurut dia, kemacetan sudah dialami sejak di Ajibarang, Banyumas.  “Tadi sekitar pukul 10.00 macet di Ajibarang, kemudian lalu lintas padat tapi masih bisa jalan. Masuk Paguyangan kembali macet,” kata dia.
Perlintasan KA
Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto melalui Kepala Pos Pam Pagojengan Paguyangan Ipda Eko Sugeng Purwanto mengatakan, ketersendatan tidak dapat dihindari akibat perlintasan KA dan kendaraan wisatawan. Upaya yang bisa dilakukan hanyalah menjaga agar pengendara tidak saling serobot.
”Lepas perlintasan KA Kretek, arus lalin sepanjang Pagojengan sampai Bumiayu lancar,” katanya. Adapun di ruas Ciregol, Kecamatan Tonjong tidak terjadi kemacetan. Selama arus mudik hingga kemarin, arus lalu lintas lancar. Kepadatan hanya terjadi di Pasar Linggapura dan Tonjong. Namun kepadatan mencair seiring berakhirnya aktivitas pedagang sekitar pukul 13.00. Titik sendat lainnya terjadi di perlintasan KAKarangsawah.
”Terjadi penumpukan arus saat perlintasan KA ditutup, namun antreannya tidak sampai Ciregol,” kata Imam Suwondo, warga Karangsawah Kecamatan Tonjong. Kemacetan juga terjadi di tol Cikampek. Kendaraan padat merayap sepanjang 10 km dari Karawang Barat hingga Cikarang Timur, tepatnya di KM 47 hingga 37. Jumlah kendaraan pemudik yang menuju Jakarta memang terus meningkat. Terutama bagi pemudik yang memilih jalur pantura. “Ada kemacetan kira-kira sepanjang 10 km padat merayap di Tol Cikampek Km 47 sampai 37,” jelas Hendri, petugas jaga Jasa Marga. Hendri menjelaskan pada titik kemacetan tersebut mobil hanya dapat melaju dengan kecepatan kira-kira 10-30 km/jam.
“Di sana kendaraan masih bisa bergerak tapi sangat pelan,” lanjutnya. Namun arus balik mudik dari Cikarang Timur hingga Jakarta terpantau ramai lancar. Sementara itu, arus lalu lintas dari Semarang ke Jakarta yang melewati jalur pantura sejak pagi terpantau tersendat saat memasuki daerah Comal, Pemalang dan Pasar Induk Brebes. Selain karena peningkatan jumlah kendaraan, kepadatan terjadi karena banyak pemudik yang mengantre di SPBU dan berhenti di bahu jalan. “Banyak juga yang beristirahat di pinggr jalan, jalan agak tersendat,” kata petugas piket NTMC Briptu Amunk. Adapun arus lalu lintas kendaraan pemudik dari Jawa Tengah di sepanjang jalur pantura selepas Pamanukan hingga Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat juga terpantau padat merayap sejak pagi hingga siang.Kemacetan parah juga terjadi di jalur pantura Indramayu.
Penuhi Pelabuhan Kepadatan juga terlihat di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Ribuan penumpang memenuhi pelabuhan untuk kembali ke Jabodetabek dan sekitarnya. Mereka berdatangan sejak pagi hingga siang, baik penumpang pejalan kaki, pengendara motor, mobil maupun menumpang bus. Akibat tertahan sejak pukul 17.00 hingga 20.00 di Dermaga II Pelabuhan Bakauheni, ribuan pemudik bersepeda motor melampiaskan kekesalannya. Mereka beradu mulut dengan petugas kapal di lapangan parkir dengan dermaga II. Mereka juga beramai-ramai melampiaskan kekesalannya dengan membunyikan klakson dan menggeber-geber motor. ”Saya tidak tahu pasti kenapa kami belum juga diberangkatkan.
Padahal sudah antre sejak jam lima sore, tiket juga sudah diambil petugas,” ujar Mafudin, salah satu pemudik yang hendak ke Jakarta. Heru Purwanto, Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Fery (Persero) cabang Bakauheni mengatakan, tidak benar kalau ada pemudik bersepeda motor yang tertahan penyeberangan hingga tiga jam. ”Itu karena ribuan pemudik motor yang datang bergelombang dan memenuhi dermaga II. Tidak mungkin terangkut semua dalam satu pelayanan kapal,” katanya. Manajer Operasi PTASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Bakauheni, Heru Purwanto mengatakan, sesuai prediksi, puncak arus balik terjadi Sabtu dan Minggu.
Sebab, liburan sekolah akan berakhir. Berdasarkan data dari PTASDPIndonesia Ferry Cabang Bakauheni, jumlah penumpang balik dari Sumatera ke Jawa hingga kemarin mencapai 368.804 orang. Pada Sabtu dari pukul 00.01- 08.00 jumlah penumpang melalui Pelabuhan Bakauheni 91.672 orang dan mereka menggunakan 9.430 unit kendaraan berbagai jenis. Stasiun Senen Adapun di Stasiun Senen, Jakpus diperkirakan 8 ribu pemudik datang.”Tidak ada lonjakan kedatangan yang istimewa, rata-rata kedatangan per harinya sekitar 6 ribu -7 ribu dari H+1 hingga H+5 namun puncak arus balik diperkirakan malam ini (semalam-Red) sekitar 8 ribu,” kata Kepala Humas Daop I PT KAI Jakarta, Mateta Rizalulhaq.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono memprediksi puncak arus balik terjadi pada Sabtu (25/8) malam hingga Minggu (26/8). Lonjakan arus balik terjadi melalui jalur darat karena minimnya tiket kereta api. “Puncak arus balik diperkirakan nanti malam dan besok malam,” ujar di Terminal Kampung Rambutan, kemarin. Udar menuturkan, berdasarkan laporan dari sejumlah kepala terminal, volume angkutan darat arus balik meningkat. Hal ini dikarenakan ketatnya pembelian tiket kereta api. “Karena kereta api ketat, sehingga ada yang pindah ke angkutan yang lain. Jadi jika dilihat yang berangkat itu sudah 1,6 juta sampai H+3, H+3 itu bukan hari ini tapi kemarin.
Yang hari ini baru dihitung sekarang. Terus yang datang itu 1 juta-an ,ini yang naik angkutan umum,” katanya. Selain itu, ada juga pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini mengalami peningkatan. Penumpang arus balik di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, pada H+6 Lebaran mencapai 15.831 orang, naik 37 persen dibanding hari sebelumnya. “H+6 pagi, total ada 15.831 dan 403 bus,” kata Kepala Terminal Bus AKAP Pulogadung, M Nur. (H51, dtc,viva,ant-48,71)

Selasa, 14 Agustus 2012

H-5, Ciregol Ramai Lancar


14 Agustus 2012 | 19:07 wib
H-5, Ciregol Ramai Lancar
 0
 
  3
BREBES, suaramerdeka.com - Memasuki H-5 Lebaran, Selasa (14/8), arus lalu lintas di jalur tengah Tegal-Purwokerto terutama di ruas Ciregol Kecamatan Tonjong, Brebes, ramai lancar.
Pantauan Suaramerdeka.com sekitar pukul 15.00, kendaraan yang melintas disana didominasi mobil pribadi, bus dan sepeda motor. Iring-iringan kendaraan jenis itu melaju mulus tanpa hambatan yang berarti. Sementara kendaraan jenis truk sudah mulai berkurang menyusul kebijakan larangan beroperasi bagi truk angkutan barang non sembako dan bahan bakar minyak pada H-4 Lebaran.
Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto melalui Kapolsek Tonjong AKP Ashar Sofyan Jafar menyatakan, meski terjadi peningkatan kendaraan arus lalin di Ciregol masih lancar. Menurut dia, peningkatan kendaraan terjadi pada pagi dan sore hari. “Ada peningkatan dibandingkan hari kemarin. Namun begitu, arus lalin masih lancar,” kata Kapolsek.
Menurut Kapolsek, lonjakan volume kendaraan pemudik diperkirakan terjadi pada H-4 sampai H-2 Lebaran. Adapun untuk mendukung kelancaran lalin, petugas sudah ditempatkan di sepanjang jalur tersebut. Antara lain di Simpang Tiga Karangsawah, Ciregol dan Linggapura “Hal ini sebagai upaya antisipasi jika terjadi kepadatan kendaraan yang berpotensi pada gangguan arus lalu lintas,” katanya.
Selain petugas, sepanjang ruas Ciregol juga telah terpasang rambu peringatan seperti bahaya tanah longsor dan imbauan untuk tidak saling mendahului. Kendati dapat dilalui mulus, Kapolsek mengingatkan kepada pemudik untuk tetap berhati-hati terutama saat malam hari mengingat belum terpasang PJU. “Kita minta pemudik tetap waspada, saat di Ciregol jangan saling serobot,” pintanya.
Kapolsek menambahkan, jalur alternatif yakni ruas Karangsawah-Purwodadi-Linggapura tetap disiagakan untuk mengantisipasi gangguan lalu lintas di jalur utama Ciregol. “Jika terjadi kepadatan lalu lintas, sebagian kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif,” katanya.
Disamping Ciregol, ruas Pagojengan antara terminal lama Pagojengan sampai perlintasan KA Kretek akan menjadi titik paling krusial dalam pengaturan arus mudik dan balik di jalur tengah Tegal-Purwokerto wilayah Kabupaten Brebes.
Kapolsek Bumiayu AKP Sukoyo menyatakan di wilayah itu terdapat sejumlah masalah yang berpotensi menimbulkan kemacetan saat terjadi lonjakan volume kendaraan pada H-3 dan H-2 Lebaran nanti. Yakni, aktivitas pedagang di pasar Kretek, buka tutup palang perlintasan KA dan aktivitas naik turun penumpang angkutan.
“Medan jalan yang menanjak dan sempit ditambah lonjakan kendaraan berpotensi menimbulkan kemacetan. Tapi kami sudah siapkan petugas untuk mengurai kepadatan lalu lintas,” katanya.
( Teguh Inpras Tribowo / CN34 / JBSM

Indonesia, Asal Muasal Budaya Peranakan


Indonesia, Asal Muasal Budaya Peranakan
Bangkapos.com - Minggu, 17 Juni 2012 17:48 WIB
peranakan.jpg
KOMPAS.COM/FELICITAS HARMANDINI
Kebaya Encim atau kebaya Nyonya merupakan salah satu bukti berkembangnya budaya peranakan di Indonesia.
Berita Terkait
    BANGKAPOS.COM - Kedatangan kaum Tionghoa dari dataran Tiongkok ke Indonesia sudah diperkirakan terjadi sekitar abad 14 atau 15 Masehi. 

    Kekayaan alam dan budaya, serta keramahtamahan bangsa Indonesia ternyata memikat masyarakat pendatang ini sehingga mereka akhirnya memilih untuk menetap di Indonesia.

    "Tak hanya menetap, banyak juga dari mereka yang menikah dengan warga pribumi di sekitar pesisir," ungkap Andrew A. Susanto, Ketua Umum Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (ASPERTINA), menjelang fashion show "Beauty Treasure" di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (14/6/2012) lalu.

    Pernikahan tersebut tak hanya menyatukan dua manusia berbeda bangsa saja, tapi juga menggabungkan ragam sosial budaya dan kuliner kedua bangsa. Kebudayaan yang lahir sebagai hasil perkawinan antarbudaya inilah yang dikenal dengan kebudayaan Indo-China atau peranakan. Budaya peranakan ini disebut-sebut sebagai percampuran budaya yang paling kaya di Asia. Karenakan ternyata budaya peranakan merupakan asimilasi atau campuran budaya antara imigran dari China dengan Jawa, Belanda, Inggris, Arab, India, Melayu, dan Portugis.

    Salah satu bukti berkembangnya budaya peranakan terlihat dari adanya kebaya encim atau kebaya nyonya. Meski kebaya adalah busana nasional Indonesia, namun dalam perkembangannya masyarakat Tionghoa di Indonesia juga tertarik dengan busana ini. Tak sedikit perempuan peranakan yang memakai kain batik yang dipadukan dengan kebaya, dan akhirnya dikenal dengan kebaya nyonya (panggilan untuk perempuan peranakan).

    Percampuran budaya juga terlihat pada penggunaan warna putih pada kebaya encim. Di China, warna putih tidak lazim digunakan karena melambangkan warna dukacita. Namun warna ini tetap digunakan pada kebaya encim oleh para perempuan peranakan.

    Indonesia, negara asal peranakan
    Selain di Indonesia, budaya peranakan juga banyak tersebar di negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Karena sebagian besar masyarakatnya kaum Tionghoa, budaya peranakan sangat dijunjung tinggi di dua negara tersebut. Bahkan Singapura memiliki sebuah museum budaya peranakan dengan dokumentasi produk budaya yang mampu membawa kita lebih mengenal budaya peranakan di Singapura. Yang cukup mengejutkan, sejarah menunjukkan banyak benda dan kain peranakan yang berasal dari Indonesia.

    "Tak hanya kain, tapi lagu masyarakat peranakan adalah lagu-lagu Indonesia yang terdengar seperti musik Padang, atau lagu Injit-injit Semut dan lain-lainnya," beber Andrew.

    Melihat kenyataan lekatnya hubungan budaya peranakan dengan budaya Indonesia, beberapa waktu lalu Perkumpulan Asosiasi Peranakan Tionghoa yang beranggotakan beberapa negara seperti Australia, Singapura, Indonesia, Malaysia, dan lain-lain, menobatkan Indonesia menjadi negara tempat lahirnya budaya peranakan.

    "Sebagai negara kelahiran budaya peranakan, untuk melestarikannya ASPERTINA berharap bisa membangun sebuah museum yang menggambarkan kekayaan budaya peranakan ini," harapnya.

    Editor : fitriadi
    Sumber : Kompas.com

    Waspadai Angin dan Debu di Jalur Selatan Jawa


    Selasa, 14 Agustus 2012 07:30 WIB
    Waspadai Angin dan Debu di Jalur Selatan Jawa
    Penulis : Liliek Dharmawan















    (MI/Liliek Dharmawan/ip)
     PARA pemudik yang melewati jalur selatan Jawa menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur diimbau mewaspadai angin kencang dan debu yang bisa mengganggu perjalanan.

    Imbauan itu diungkapkan pengamat cuaca Stasiun Meteorologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mas Pudjiono, kemarin. Menurutnya, angin kencang akan menerpa wilayah Jawa Tengah bagian selatan akibat pengaruh musim angin timur.

    "Kecepatan angin berkisar 16-20 knots (sekitar 29-37 km/jam). Itu akan terasa kalau pemudik melalui jalan yang kanan kirinya terbentang sawah yang luas. Kami imbau pemudik berhati-hati," kata Mas.

    Angin kencang tersebut, imbuh dia, juga akan menyebabkan debu beterbangan yang bisa mengganggu pemudik. Apalagi, daerah selatan Jawa saat ini dilanda musim kemarau sehingga tanah kering berdebu.

    Gangguan angin kencang dan debu terutama akan terjadi di wilayah Wangon, Banyumas, hingga Buntu, Cilacap. Gangguan akan sangat dirasakan oleh pemudik yang menggunakan sepeda motor.

    "Jalur di sini berbeda dengan pantura. Di sini (Banyumas) anginnya kencang dan menerbangkan debu sehingga kalau tidak menggunakan masker dan helm tertutup, bakal terganggu. Motor juga tidak bisa berkecepatan tinggi," jelas Toni, 27, pemudik yang menggunakan sepeda motor dari Jakarta menuju Sleman, Yogyakarta, kemarin.

    Debu juga menjadi gangguan pemudik di perbatasan Rembang-Pati, Jateng, akibat sisa dari proyek pelebaran jalan. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Rembang AK Dudi Pramudia mengatakan, selain mewaspadai debu pekat, pemudik juga perlu memperhatikan material sisa proyek berupa batu kerikil. "Kerikil yang masih banyak di lokasi proyek pelebaran rawan terpental saat terlindas roda kendaraan berat."

    Secara terpisah, Kepala BMKG Sri Woro B Harijono mengatakan secara umum cuaca selama arus mudik Lebaran 2012 cerah. "Hingga saat ini perkiraan cuaca cenderung tidak hujan atau normal. Aman untuk mudik," tuturnya.

    Saat memasuki H-6 Lebaran, kemarin, arus mudik ke Jateng dan Jatim terus meningkat. Nagreg, perbatasan Kabupaten Bandung-Garut, Jawa Barat, mulai dipenuhi kendaraan, kebanyakan sepeda motor. Namun, belum diberlakukan satu arah atau menggunakan lingkar Nagreg. Pemudik ke arah timur masih menggunakan jalur lama, begitu juga sebaliknya.

    Dominasi motor

    Di pantura Jawa, arus mudik juga terus meningkat dan didominasi sepeda motor. Data Pos Pencatatan Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon di Tegalkarang menunjukkan, motor yang melintasi pantura mencapai 75 unit per menit dari sehari sebelumnya 30 unit per menit. Tidak sedikit sepeda motor yang ditumpangi hingga empat orang dan mengabaikan keselamatan.

    Kenaikan volume kendaraan terjadi pula di Tol Palikanci. "Senin pagi (kemarin) lonjakan mencapai 50%. Total kendaraan yang melewati Tol Palikanci selama tiga sif hingga Senin pagi ini mencapai 15.794 unit," jelas Slamet, petugas informasi Tol Palikanci.

    Di sisi lain, perbaikan jalan nasional di sepanjang Bojonegoro-Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dikeluhkan karena hanya dilakukan tambal sulam. Padahal, kerusakan tergolong parah, bergelombang dan berlubang.

    Adapun di jalur tengah dari Tegal menuju Purwokerto, pemudik dihadapkan pada lima titik kemacetan. Selain tanjakan Ciregol, kemacetan berpotensi terjadi di Pasar Linggapura, pintu utara jalan lingkar/Rancakalong, pintu selatan jalan lingkar/terminal lama, Pasar Bumiayu, dan perlintasan KA Kretek di Kecamatan Paguyangan.(Tim/X-11)

    Jalan Sudah Lebih Baik, Macet Tetap Belum Hilang


     
    NASIONAL - SOSIAL
    Selasa, 14 Agustus 2012 , 06:30:00

    JUMLAH pemudik yang menggunakan jalur darat pada Lebaran tahun ini diperkirakan meningkat daripada sebelumnya. Yakni, dari 5,52 juta orang (2011) menjadi 5,59 juta (2012). Di antara jumlah itu, pemudik motor diprediksi meningkat 6,16 persen atau 2.514.634 juta unit jika dibandingkan dengan Lebaran sebelumnya, 2.368.720 unit.

    Sementara itu, jumlah mobil pribadi yang digunakan untuk angkutan Lebaran diprediksi meningkat 5,6 persen, dari 1.5220.150 juta unit kendaraan (2011) menjadi 1.605.299 unit kendaraan (2012). Selain kendaraan pribadi, masyarakat bakal menggunakan 37.629 bus yang tersedia. Itu semua begerak dalam waktu dan tempat yang bersamaan sehingga kemacetan tak bisa dihindari.

    "Mungkin masih akan ditemui kemacetan, terutama akibat pasar tumpah, lintasan sebidang (persinggungan rel kereta dengan jalan raya, Red), serta antrean di pom bensin dan lokasi wisata. Tetapi, kita akan berusaha meminimalkan itu," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeroyo Alimoesa yang ditunjuk sebagai ketua Tim Koordinasi Angkutan Lebaran kemarin.

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, dari Jakarta, kemacetan biasanya terjadi mulai tol Cikampek. Untuk yang memilih jalur pantai utara (pantura), kemacetan biasanya terjadi di Jatisari, Sukamandi, Ciasem, hingga Patrol. Mengenai itu, Soeroyo mengatakan, petugas kepolisian bisa mengalihkan lalu lintas dari tol Cikampek menuju Purwakarta. "Mereka bisa melalui Subang, Kadipaten, langsung masuk tol Palimanan menuju Jawa Tengah," jelasnya.

    Untuk jalur pantai selatan (pansela), meski keluar dari Bandung sudah ada jalan baru lingkar Nagreg, kemacetan bisa saja terjadi. Selepas keluar dari Nagreg, kemacetan biasanya terjadi di wilayah Kecamatan Limbangan"Malangbong menuju Tasikmalaya. Itu terjadi karena ada penyempitan jalan (bottleneck). "Jalan dari Bandung sampai Nagreg yang tadinya dua lajur menjadi satu lajur ketika masuk Garut," katanya.

    Soeroyo mengakui dampak lancarnya jalur Nagrek nanti berpotensi meningkatkan kemacetan di Limbangan dan Malangbong yang terdapat banyak pasar tumpah. Untuk itu, telah dibuatkan jalan paralel sepanjang 2,6 kilometer di wilayah Gentong untuk mengalihkan kendaraan dari Tasikmalaya menuju Bandung. "Kalau Malangbong macet, kendaraan arah Tasikmalaya akan dialihkan ke jalur alternatif Sumedang-Wado," jelasnya.

    Di perbatasan Jawa Barat"Jawa Tengah, kemacetan biasanya terjadi di simpang Pejagan yang merupakan titik pertemuan kendaraan yang keluar dari tol Pejagan dengan kendaraan yang melaju di jalan nasional dari Tegal. "Kalau dengar informasi simpang Pejagan menuju Jawa Tengah macet, pemudik disarankan tidak usah lewat tol Pejagan, mending keluar tol Kanci belok menuju Losari," tuturnya.

    Daerah macet lain di Jawa Tengah diperkirakan terjadi di daerah Ciregol, tepatnya ruas jalan pegunungan antara Prupuk menuju Bumiayu. Tahun lalu jalan utama penghubung pantura menuju Purwokerto itu longsor di sebagian jalannya sehingga terjadi penyempitan, tetapi sekarang sudah diperbaiki. "Kalau macet di sana, kendaraan kecil bisa dialihkan ke jalur alternatif Kutamendala"Linggapura," tegasnya.

    Selain karena volume kendaraan yang membeludak, kemacetan biasa terjadi karena adanya lintasan jalan dengan rel kereta api (lintasan sebidang, Red). Di Jawa Tengah, yang menjadi perhatian utama adalah lintasan Sumpiuh dan lintasan Karangayar (jalur Banyumas"Kebumen). "Di lintasan itu frekuensi kereta melintas memang meningkat, dari sebelumnya 52 kali sehari menjadi 68 kali sehari saat Lebaran," tuturnya.

    Sementara itu, pemudik yang melaju dari Semarang menuju Magelang atau Salatiga sekarang bisa mengakses tol Ungaran. Masalahnya, keluar dari tol Ungaran, kendaraan diperkirakan menumpuk sehingga diusulkan sistem buka tutup sesuai dengan prioritas. "Pada saat mudik H-7 sampai H+2, tol ditutup dari arah Ungaran menuju Semarang, sebaliknya H+1 sampai H+7 ditutup dari arah semarang menuju Ungaran," ungkapnya.

    Di Jawa Timur kemacetan mungkin terjadi di beberapa lokasi lintasan kereta. Untuk itu, dinas perhubungan setempat diminta bekerja sama dengan PT KAI untuk mengoptimalkan penutupan lintasan sesingkat-singkatnya. Pasar tumpah juga harus diwaspadai. Misalnya, dari Probolinggo hingga Banyuwangi saja, terdapat 13 pasar tumpah yang berpotensi mengakibatkan kemacetan. "Untuk Porong, sudah ditetapkan pengaturan lalu lintas oleh Polri," jelasnya. (wir/c7/nw)

    3.068 Nasabah Kupedes Mudik Gratis Bersama BRI


    3.068 Nasabah Kupedes Mudik Gratis Bersama BRI
    Penulis : Didik Purwanto | Selasa, 14 Agustus 2012 | 13:25 WIB

    JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memberangkatkan sekitar 3.068 nasabah Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk mudik gratis pada Lebaran tahun ini. Mudik gratis ini merupakan kegiatan rutin kedelapan kalinya yang digelar perseroan kepada nasabahnya.
    Direktur Utama BRI Sofyan Basyir menjelaskan peserta mudik gratis ini adalah nasabah Kupedes BRI, penerima kredit usaha rakyat (KUR) dan nasabah Tabungan BRI Simpedes. "Tahun ini kami memberangkatkan sekitar 3.068 pemudik yang menjadi nasabah BRI, khususnya Kupedes dan Simpedes dengan memakai 54 bus," kata Sofyan di Pintu Utara Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
    Peserta mudik khusus nasabah Kupedes harus memiliki syarat yaitu minimal 5 tahun dengan riwayat pinjaman lancar, plafon pinjaman sampai Juni minimal Rp 5 juta serta memiliki Tabungan BRI Simpedes minimal 5 tahun atas nama peminjam dengan status aktif dan saldo saat pendaftaran minimal Rp 500.000 yang telah mengendap selama 3 bulan terakhir.
    Sementara nasabah KUR Mikro memiliki syarat telah menjadi nasabah di BRI Unit dengan riwayat pinjaman lancar atau telah menjadi nasabah Kupedes dengan kolektibilitas lancar serta memiliki Tabungan Simpedes minimal 1 tahun atas nama peminjam dengan status aktif dan saldo saat pendaftaran minimal Rp 500.000 yang telah mengendap selama 3 bulan terakhir.
    Sedangkan untuk nasabah Tabungan BRI Simpedes minimal 3 tahun atas nama peminjam dengan status aktif dan saldo saat pendaftaran minimal Rp 5 juta yang telah mengendap selama 3 bulan terakhir. Serta saat pendaftaran memiliki Tabungan BRI fitur Simpedes Impian dengan setoran rutin per bulan minimal Rp 100.000 dengan jangka waktu minimal 1 tahun.
    "Kami juga memberangkatkan 50 tenaga kerja Indonesia (TKI) nasabah BRIFast Remittance dari 5 negara, yaitu Malaysia, Saudi Arabia, Hongkong, Taiwan dan Arab Saudi," jelasnya. TKI yang ikut adalah yang telah melakukan transaksi terbanyak di counterpart BRI di 5 negara tersebut mulai Januari hingga Juli 2012 dan telah mendaftar program mudik bareng TKI bersama BRIFast Remittance 2012.
    Mudik kali ini dibagi dalam dua jalur mudik utama dengan 6 rute.  Jalur pertama, Jakarta ke  Jawa Timur dengan rincian rute yakni rute 1 yakni Jakarta - Solo - Sragen - Ngawi - Madiun - Caruban - Nganjuk - Kertosono - Jombang - Mojokerto - Surabaya  dan berakhir di Malang.
    Rute 2 yakni Jakarta - Solo - Sragen - Ngawi - Madiun - Caruban - Nganjuk - Kertosono - Kediri  dan berakhir di Blitar. Jalur kedua adalah Jakarta - Jawa Tengah/Yogyakarta dengan rincian rute  yakni rute 3 terdiri atas Jakarta - Pantura Jateng - Semarang - Demak- Kudus  dan berakhir di Pati.
    Rute 4 yakni Jakarta - Semarang - Ungaran - Salatiga - Boyolali - Solo - dan berakhir di Wonogiri. Rute 5 yakni Jakarta - Banjar - Majenang - Buntu - Gombong - Kebumen - Kutoarjo - Purworejo - Wates  dan berakhir di  Yogyakarta. Serta rute 6 atau terakhir yakni Jakarta - Brebes - Bumiayu - Ajibarang - Purwokerto-Purbalingga - Banjarnegara - Wonosobo - Temanggung - Magelang  dan juga berakhir di Yogyakarta.
    Ritual mudik bareng BRI merupakan wujud corporate social responsibility Bank BRI serta upaya mendekatkan diri dengan nasabah, menjalin silaturahim bersama keluarga utamanya memfasilitasi nasabah Simpedes dan Kupedes beserta keluarga yang ingin pulang kampung. "Ini juga merupakan respon atas imbauan pemerintah untuk mengadakan acara mudik bersama akibat dari tidak berimbangnya jumlah armada transportasi dengan jumlah pemudik," jelas Sofyan.
    Editor :
    Erlangga Djumena

    Senin, 13 Agustus 2012

    Mudik Lancar dengan Sepeda Motor


    Mudik Lancar dengan Sepeda Motor


    MUDIK dengan sepeda motor sepertinya masih akan menjadi primadona di lebaran tahun ini. Selain hemat ongkos, mudik dengan sepeda motor juga dirasa lebih praktis. Namun perlu diperhatikan juga bahwa mudik dengan sepeda motor juga cukup beresiko dan rawan dari rasa aman dan nyaman.
    Agar perjalanan mudik dengan sepeda motor berjalan aman dan nyaman, berikut ini beberapa tips yang bisa membantu kelancaran Anda bermudik dengan sepeda motor:
    1. Pastikan Anda dan keluarga berada dalam kondisi fit, khususnya bagi pengendara motor. Makanlah secukupnya agar perut terisi dan lakukan pemanasan agar otot-otot tubuh tidak tegang.
    2. Periksa kondisi kendaraan Anda sehat sebelum dipakai "bertempur" di jalanan. Jika perlu perikasakan kondisi motor Anda ke bengkel langganan, agar penanganannya bisa dilakukan dengan cepat.
    3. Jangan lupa membawa surat-surat penting seperti SIM, STNK, dan bawa juga perlengkapan atau alat-alat (tools kit) di motor.
    4. Gunakan helm full face karena lebih aman. Pastikan juga jika Anda membawa anak, mereka juga memakai helm agar aman. Ingat, jangan menempatkan anak di depan karena itu berarti menjadikan anak sebagai tameng Anda.
    5. Gunakan jaket, sepatu, jika perlu body protector yang di pasang di dada untuk melindungi dada dari hempasan angin malam yang jahat. Pakai juga sarung tangan, kacamata untuk melindungi mata dari debu dan kotoran, serta siapkan pula jas hujan.
    6. Buat pembonceng wanita, sebaiknya Anda tidak duduk menyamping hanya agar terlihat feminim. Duduk menghadap ke depan jauh lebih aman.
    7. Bawalah bekal makanan yang praktis dan bisa dimakan saat istirahat di jalan. Siapkan juga air mineral atau permen karet yang efektif mengusir kantuk selama dalam perjalanan.
    8. Bawa obat-obatan yang biasa digunakan, terutama untuk anak-anak.
    9. Usahakan jangan membawa muatan terlalu banyak, karena akan mengganggu keseimbangan kendaraan.
    10. Jagalah etika berlalulintas yang baik. Jangan melanggar rambu-rambu lalu lintas dengan seenaknya, seperti menerobos lampu merah, selip kiri selip kanan tanpa sein. Jaga jarak Anda dengan kendaraan di depan dan sebaiknya tidak bergerombol, dan ingat, jangan buang sampah sembarangan.
    11. Hindari beristirahat di SPBU, karena ada peraturan baru yang melarang hal tersebut.
    12. Saat melewati jalur Pantura, bersikaplah mengalah dengan penguasa jalanan, Bus Antar Kota/Propinsi. Jangan nekat mengajak mereka adu balap meski kita berada di jalur yang benar. Ingat, jangan ambil resiko, bukankah Anda dan keluarga ingin tiba di kampung halaman dengan selamat?
    13. Saat bertemu truk gandeng atau trus engkel yang berjalan lambat, sebaiknya Anda harus ekstra bersabar dan hati-hati. Jika memang posisinya aman untuk mendahului, cobalah menyalip dari sebelah kiri. Namun pastikan tidak ada lubang, jembatan sempit atau kendaraan dari arah berlawanan.
    14. Jangan lupa membawa peta jalur mudik, ini penting dan sangat berguna. Pilihlah peta yang memuat jalur-jalur alternatif secara detail. Ini penting, mengingat bila terjadi kemacetan di suatu titik, Anda bisa mengantisipasinya. Lengkapi juga peta jalur mudik dengan nomor-nomor telepon penting, info jalan tol. Ingat, jangan sampai Anda kepayahan tiba di rumah hanya karena Anda tak tahu jalan.
    15. Sebelum berangkat mudik, sebaiknya ponsel dicharge terlebih dulu. Hal ini untuk mencegah Anda kehilangan sinyal karena melewati daerah/area tertentu, karena beberapa kartu terkadang mengalami blank spot. Lebih baik juga jika salah satu anggota keluarga memiliki ponsel dengan kartu yang berbeda, jadi saat blank spot terjadi masih bisa diatasi.
    16. Berikan juga nomor ponsel Anda kepada keluarga, teman atau tetangga yang ada di kampung halaman jika ada informasi mendadak. Ini dimaksudkan agar Anda bisa dihubungi jika terjadi sesuatu di rumah Anda.
    17. Bawa uang tunai secukupnya, tak perlu membawa banyak uang tunai, toh ATM sudah banyak dijumpai di daerah.
    18. Tempelkan stiker favorit atau tanda pengenal komunitas tertentu di spatboard kendaraan Anda. Siapa tahu di perjalanan, Anda berjumpa dengan teman baru.
    19. Jangan lupa berdoa sebelum berangkat.
    20. Dan yang terakhir, berkonsentrasilah selama dalam perjalanan.
    Selamat Mudik!

    Lima Titik Rawan Macet Tonjong-Paguyangan


    SUARA PANTURA
    13 Agustus 2012
    LINTAS JATENG
    Lima Titik Rawan Macet Tonjong-Paguyangan
     0
     
      0
    BUMIAYU- Meski kondisi ruas Ciregol sudah mulus berlapis aspal hotmix, bukan berarti jalur mudik Tegal-Purwokerto bebas dari hambatan. Disamping Ciregol, setidaknya terdapat lima titik kerawanan lainnya yang berpotensi menghambat perjalanan pemudik menuju kampung halaman. Anatomi kerawanan yang dirilis Polres Brebes menyebutkan, lima titik kerawanan lainnya itu yakni Pasar Linggapura, Pintu Utara Jalan Lingkar/Rancakalong, Pintu Selatan Jalan Lingkar/terminal lama, Pasar Bumiayu dan Perlintasan KA Kretek di Kecamatan Paguyangan.
    Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, Minggu (12/8) kemarin, mobil berplat nomor Jakarta tersendat di sejumlah titik tersebut. Di Pasar Linggapura Tonjong misalnya, pemudik harus mengurangi laju kendaraan akibat pasar tumpah dan pertemuan kendaraan dari arah jalur alternatif Ciregol. Titik sendat lainnya, terdapat di pintu utara dan selatan jalan lingkar merupakan pertemuan arus kendaraan dari jalan lingkar dan kota serta perlintasan KA di Kretek, Kecamatan Paguyangan. Kendati terjadi peningkatan kendaraan, arus lalin sepanjang Tonjong-Batas Banyumas terpantau lancar.
    Kapolres Brebes AKBP Kif Aminanto melalui Kepala Pos Pengamanan Lebaran wilayah Bumiayu IPDA Eko Sugeng P menyatakan arus lalin pada H-8 kemarin terpantau lancar.
    “Kendaraan lancar, tidak ada hambatan yang berarti,” katanya.
    Menurutnya, pihak kepolisian sudah melakukan upaya-upaya antisipasi guna mengurai kepadatan, antrean atau kemacetan di titik rawan, yakni dengan menempatkan petugas dan memasang barikade.
    ’’Khusus perlintasan rel KA di Kretek kami tempatkan sejumlah  personil untuk mengurai antrean kendaraan akibat buka tutup palang pintu KA dan aktivitas pedagang Pasar Kretek,’’ katanya. (H51-48,47)