Sabtu, 22 Desember 2012

Salem, Brebes


Salem, Brebes

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Salem
—  Kecamatan  —
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
Luas- km²
Jumlah penduduk56.763 ( 2009 )
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan- 21 desa
Salem adalah sebuah kecamatan di Kabupaten BrebesJawa TengahIndonesia. Kecamatan ini terletak di ujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes. Berbatasan dengan Kecamatan Banjarharjo(atau Banjarharja) dan Ketanggungan di utara, Kecamatan Bantarkawung di timur, KecamatanMajenang (Kabupaten Cilacap) di selatan, serta Kabupaten Kuningan (Jawa Barat di barat.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Desa/kelurahan

  1. Banjaran
  2. Bentar
  3. Bentarsari
  4. Capar
  5. Ciputih
  6. Citimbang
  7. Gandoang
  8. Ganggawang
  9. Gunung Larang
  10. Gunung Sugih
  11. Gunung Tajem
  12. Indrajaya
  13. Kadumanis
  14. Pabuaran
  15. Pasir Panjang
  16. Salem
  17. Tembongraja
  18. Gunung Jaya
  19. Wanoja
  20. Windu Sakti
  21. Winduasri

[sunting]Geografi

Kecamatan Salem merupakan daerah pegunungan (400-900 mdpl), dimana Salem sendiri berada di lembah yang dikelilingi hutan dan deretan pegunungan di sekitarnya, berhawa sejuk (16-22° C) dan memiliki panorama yang indah. Lanskape kecamatan Salem mirip mangkok bakso. di kiri kanan adalah daerah pegunungan - pebukitan yang cukup tinggi sementara di tengah-tengahnya adalah wilayah kecamatan Salem. Dengan kondisi daerah tersebut wilayahnya merupakan daerah yang masih cukup terisolir.
Dengan daerah yang dimiliki tersebut, maka secara militer wilayah Salem merupakan daerah pertahanan yang efektif. Dengan menyandang daerah pertanian yang subur, maka tidak aneh wilayah kecamatan Salem merupakan daerah strategis secara politis.

UtaraKecamatan BanjarharjoKecamatan Ketanggungan
SelatanKabupaten Cilacap
BaratKabupaten Kuningan ( Jawa Barat )
TimurKecamatan Bantarkawung

[sunting]Fasilitas

Akhir-alhir ini Masyarakat Salem sudah bisa menikmati fasilitas telepon (ponsel), jaringan listrik, dan angkutan umum. Jaringan PLN baru masuk ke wilayah tersebut sejak tahun 1997. Jaringan telepon satelit akhir-akhir ini semakin populer, sebab jaringan telepon line belum tersedia. Mungkin disinilah uniknya, kecamatan ini letaknya tidak jauh dari ibukota negara, juga masih di pulau Jawa, akan tetapi fasilitas-fasilitas standard seperti (Listrik, jaringan telepon, jalan raya, dll), dapat dinikmati secara merata setelah era reformasi. Baru di tahun 2009 fasilitas internet dapat dinikmati dengan adanya warnet di kota kecamatan.Tapi untuk saat ini fasilitas internet sudah bisa dinikmati oleh seluruh penduduk Salem hingga ke pelosok daerah.

[sunting]Transportasi

Salem dapat diakses dengan jalan darat melalui tiga jalur utama yaitu: dari Bumiayu (timur) sekitar 40 km, dari Majenang (selatan) sekitar 20 km, atau dari Banjarharja melalui desa Sindangheula dan mendaki Gunung Lio utara (sekitar 30 km). Akses menuju Salem dari jalur manapun harus melalui jalan yang terjal dan sempit dengan kualitas aspal yang asal ada (kualitas rendah). Akhir-akhir ini tampaknya cukup bagus dengan aspal kualitas hotmik untuk jalur Sindangheula (utara) dan jalur Majenang (selatan) serta jalur Bumiayu (2006). Untuk dilalui kendaraan roda empat cuma ketiga jalur tersebut. Akan tetapi harus ekstra hati-hati karena terjal, terutama dari arah Sindangheula (utara). Ada satu lagi jalur alternatif, yaitu jalur baratKuningan melalui desa Capar - Ciwaru, tetapi harus dengan jalan kaki.

[sunting]Budaya

Semua penduduk Salem menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Budaya dan kesenian banyak memiliki kesamaan dengan kesenian yang berkembang di daerah Priangan Timur, seperti kilininganwayang golekreogcalung, dsb. Demikian juga untuk kalangan santri terdapat kesenian terbang atau gembyung, dan seni tari rudat. Untuk budaya dan kesenian tertentu terpengaruh dari budaya & kesenian khas Cirebon, seperti kesenian tarling.
Dengan keberadaannya, kecamatan Salem menjadi sebuah wilayah ber-etnik Sunda, tetapi dibawah pengelolaan pemerintahan ber-etnik Bahasa Jawa. Demikian juga untuk kecamatan yang lain seperti kecamatan Banjarharja dan Bantarkawung.

[sunting]Agama

Agama yang dianut oleh penduduk kecamatan Salem adalah Islam. Jika ada penduduk yang beragama selain Islam, itu adalah pendatang dari luar kecamatan. Mereka datang ke Salem, biasanya karena melaksanakan tugas kantor, entah itu guru, aparat keamanan, petugas kesehatan, petugas BRI atau aparat Pemda lainnya.

[sunting]Perekonomian

Sebagian besat penduduk Salem adalah petani, dengan hasil pertanian padi, kelapa, sayur mayur, dan palawija. Selain itu salem merupakan penghasil kayu hasil hutan lainnya, terutamakayu pinusbambumahoni dan al-basiah (umumnya hasil perkebunan rakyat), serta getah pinus. Hasil pertanian lain yang juga cukup banyak adalah hasil buah-buahan seperti mangga, durian, petai, pisang, nangka dan buah lainnya.
Mengingat potensi daerah yang akhir-akhir ini kurang mencukupi untuk kebutuhan seharihari, maka Sebagian penduduk Salem banyak yang merantau ke daerah lain terutama kota besar seperti JakartaBandungSemarang, atau Yogyakarta.
Salem menjadi daerah penghasil batik di Kabupaten Brebes. Batik Salem atau biasa juga dikenal batik Brebesan memiliki motif bunga yang lebar. Pengrajin batik Salem mayoritas adalah pengrajin batik tulis. Para ibu-ibu petani di kala sedang tidak beraktifitas di ladang/sawah mereka mengisi waktu dengan membatik. Secara umum hasil kerajinan yang dapat dijumpai di Salem adalah: Batik, Boboko/Cepon (anyaman bambu).

[sunting]Pendidikan

Mohon ceritakan pendidikan, angka-angka soal pendidikan... jangan opini...

[sunting]Lingkungan Hidup

Kecamatan Salem adalah daerah pegunungan (100 - 1200 dpl) memiliki topografi/landskape seperti sebuah mangkok, dimana di dalamnya mengalir sungai yang cukup deras, Cigunungyang berhulu di gunung Pojok Tiga, melewati desa Tembong Raja, Indrajaya, Banjaran Salem dan Bentarsari dan Cibentar. kedua sungai tersebut bertemu di desa Ganggawang dan Bentarsari, dan mengalir ke hilir menjadi sungai Cipamali atau Kali Pemali di Bumiayu. Dengan ketinggian tersebut maka Salem merupakan daerah subur dengan curah hujan yang cukup tinggi. Sebagaian besar wilayahnya adalah hutan di bawah pengelolaan Perhutani dan hanya sebagian kecil saja yang dikelola penduduk. Karakteristik alam Salem yang bagus tersebut belum diolah secara optimal, misalnya sungai yang deras belum diolah menjadi wisata olah raga air rafting, atau alam yang bagus belum dibuat rekreasi hutan alam yang eksotik. Atau bahkan bisa juga dijadikan daerah tujuan Outbound

[sunting]Sejarah

Semua penduduk Kecamatan Salem berbahasa dan berkebudayaan Sunda sejak berabad-abad yang lampau, sehingga mereka adalah penduduk asli di daerah ini. Pada masa lampau, daerah Salem termasuk dalam wilayah Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pajajaran. Ada sementara cerita lisan yang mengatakan bahwa penduduk Salem ada keterkaitan dengan Kejadian Perang Bubatzaman Majapahit. Setelah Perang Bubat, ternyata tidak seluruh punggawa/pengawal/rakyat Pajajaran mati terbunuh, dan kembali ke Jawa Barat. Ada sisa-sisa punggawa tersebut menetap diwilayah kecamatan Salem. Peninggalan penduduk pertama tersebut, sebagian dapat dilihat di situs Gunung Sagara (Lautan). Pada abad ke-19 ditemukan naskah lontar tua di situs Gunung Sagara yang menggunakan Bahasa Sunda kuna[rujukan?]. Naskah ini dibawa bupati Brebes RAA. Tjandranegara dan diserahkan kepada seorang ahli bahasa KF. Holle untuk kemudian disimpan di Batavia. Paling tidak ada dua naskah Sunda yang terkenal, yaitu Sewaka Darmadari Kabuyutan CiburuyGarut dan Carita Ratu Pakuan, yang menyebutkan sendiri bahwa (isi) naskahnya berasal dari (dan hasil bertapa dari) Gunung Kumbang (1218). Gunung Kumbang masa lampau mungkin adalah sebuah tempat lemah dewasasana, kabuyutan, dan tempat bagi para intelektual masa kerajaan Sunda. Mungkin di sini termasuk pula Gunung Sagara, di mana Gunung Sagara terletak di lereng selatan Gunung Kumbang tersebut.
Daerah Sunda di daerah Salem dan sekitarnya mempunyai perbedaan kebiasaan dengan daerah Sunda lainnya (Priangan, Banten, Karawang, dsb). Perbedaan tersebut terutama dapat dilihat dalam hal adat budaya, bahasa, detail bentuk-bentuk kesenian, dan juga dalam tatacara beragama. Tata cara beragama penduduk Salem kelihatannya masih terdapat unsur kegamaan Hindu dengan campuran-campuran adat setempat yang kental. Pada zaman Hindia Belanda, penduduk Salem masih ada yang melestarikan atau melaksanakan praktek perkawinan model animisme. Misalnya, jika penduduk bermaksud hendak melaksanakan pernikahan, maka mereka akan mendaki dahulu ke lereng Gunung Sagara. Jika di lereng Gunung Sagara terlihat ada burung yang melakukan perkawinan, artinya kedua mempelai tersebut direstui oleh penghuni Gunung Sagara.
Wilayah Salem merupakan kecamatan terpencil, tetapi sempat juga ditetapkan menjadi sebuahkawedanan pada masa penjajahan Belanda. Penetapan ini diperkirakan disebabkan strategisnya daerah Salem. Pada era awal perang kemerdekaan, Salem juga menjadi pusat pertahanan atau tempat mengungsi Bupati Brebes pro Republik. Waktu itu bupati kembar, yang pro Belanda disebut bupati Recomba berkantor di Brebes (Gandasuli), sementara bupati RI berkantor di desa Bentarsari, Salem. Mengingat daerahnya yang strategis tersebut, setelah Perang kemerdekaan usai daerah ini juga pernah menjadi daerah basis pemberontak DI/TII pimpinan Amir Fatah.
Tahun 1960-an di daerah ini juga muncul gerakan-gerakan yang berafiliasi dengan pemberontakan G.30.S/PKI di Jakarta. Hal itu konon erat kaitannya dengan keberadaan pasukan TNI yang pernah bertugas di daerah Salem. Bagi masyarakat setempat tidak bisa dilupakan, ketika ada pasukan penumpas DI/TII (konon dari Div 449). Kejadian terakhir inilah yang menarik. Salem adalah daerah basis pesantren tradisional, tetapi kenapa banyak ditemukan anasir-anasir yang bertentangan dengan semangat pesantren.

Budaya Indonesia


Budaya Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berbagai aspek kebudayaan Indonesia:Bendera Merah PutihWayang KulitGaruda PancasilaKerisNusantaraCandi Borobudur, tarian PapuaMasjid Raya BaiturrahmanRumah Gadang Minangkabau, ukiran kayu khas TorajaSateAngklung, tariPendet dari BaliTumpengGamelan, sertaBatik dan Songket.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelumIndonesia merdeka pada tahun 1945.

Daftar isi

  [sembunyikan

[sunting]Kebudayaan nasional

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan olehKoentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.[1]

[sunting]Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:

[sunting]Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera barat
Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia[2]:

[sunting]Tarian

Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.

[sunting]Lagu

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.

[sunting]Musik

Gamelan
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Roteangklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelanyang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[3] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelanangklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.

[sunting]Seni Gambar

[sunting]Seni Patung

[sunting]Pakaian Adat

Ulos yang dipakai penari Sigale gale.
Berikut adalah daftar pakaian adat di Indonesia:

[sunting]Seni Suara

[sunting]Seni Sastra

Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu(dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

[sunting]Makanan

Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambaltempe dan tahu goreng, dansayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiricabaitemu kuncilengkuasjahekencurkunyitkelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India,TiongkokTimur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putihketupat atau lontong(beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan jugajagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.

[sunting]Film

Poster film Loetoeng Kasaroeng tahun 1926.
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah AbangBataviadengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Krugerdan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember1926 di teater Elite and MajesticBandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si BoyBlok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky AlexanderMeriam BellinaLydia KandouNike ArdillaParamitha RusadyDesy Ratnasari.
Selain film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti BethNovel tanpa huruf RKwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.

[sunting]Referensi

  1. ^ Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan di Masa Depan
  2. ^ "Indonesia Traditional Building / Indonesia Traditional House"
  3. ^ Indonesian Geography http://countrystudies.us/indonesia/28.htm

[sunting]