
Wanita sederhana yang suka pada kesederhanaan Takut sekali menjadi orang yang sombong. "Life is a journey that no one makes alone , the more people you touch along the way, the more meaningful and rewarding your time will be"
Tak Mampu Kuliah Bukan Akhir Segalanya
HL | 03 January 2013 | 00:49



Ilustrasi / Admin (Shutterstock)
Pendidikan formal dalam kehidupan kita memang sangat penting. Tentu kita akan bangga bila mampu mencapai gelar impian. Namun tak semua keluarga di Indonesia mampu membiayai anak anaknya sekolah apalagi kuliah, kecuali si anak mendapat beasiswa. Di Indonesia biaya pendidikan sangat mahal, walau katanya SD, SMP gratis tetap saja banyak uang sampingan yang harus dibayar oleh murid. Apalagi biaya kuliah mahalnya bukan main. Jika kita tak mampu kuliah bukan berarti akhir segalanya. Banyak jalan menuju Roma asal kita mau berusaha.
Saya tak ingin membandingkan orang orang luar negeri yang sukses walau tak lulus kuliah seperti Bill Gates atau Mark Zuckerberg karena di Amerika dan Australia (entah di negara lain) kesempatan kuliah itu terbuka untuk mereka yang tak punya dana. Pemerintah setempat memberikan student loan selama kuliah dan siswa harus mengembalikan dengan cara mencicil jika sudah mencapai gaji tertentu.
Di Indonesia banyak orang orang sukses dan terkenal padahal mereka tidak sekolah tinggi dan tak lulus kuliah. Seperti Buya Hamka , Andy F Noya, Andrie Wongso dll. Tentu tak mudah mencapai kesuksesan lalu menjadi orang terkenal. Mereka yang saya sebutkan hanya sekedar contoh saja.
Menurut pemikiran saya yang sederhana , jika kehidupan dan tingkah laku seseorang hari ini lebih baik dari kemarin maka saya menganggap itu sebuah kesuksesan.
Dulu anak saya yang kedua pernah menyesali mengapa kami ortunya ngga bisa biayai kuliah. Kami besarkan hatinya bahwa selama kita mau belajar dan kerja keras, tanpa kuliahpun bisa cari uang. Lulus Sekolah Tehnik Menengah, lalu bekerja di salah satu bank swasta mengurus mesin diesel. Terjadi PHK, ia jadi pedagang kaki lima, berjualan kartu ucapan dan album photo buatan sendiri. Bekerja di Amerika selama 4 tahun, dari tukang bersiin meja, waiter, kitchen helper disebuah resto Jepang sambil belajar membuat Sushi. Kini ia menjadi Sushi Chef di Jakarta dan sangat menikmati pekerjaannya dan tak lagi menyesal karena tak kuliah.
Saya sendiri hingga kini masih terus belajar karena dulu tak pernah sekolah tinggi. Beruntung sejak SD saya suka bahasa Inggris walau saat itu tak mampu kursus bahasa Inggris. Saya belajar gratis dari buku dan koran dengan modal kamus ditangan. Jika ketemu orang bule saya ajak ngomong, mau bener atau ngga yang penting cas cis cus. Berbeda dengan jaman sekarang, belajar apa saja bisa lewat internet, tinggal kita sendiri ada kemauan atau ngga.
Inilah pekerjaan pekerjaan yang sudah saya jalani :
TUKANG JAHIT :
Menjadi ibu rumah tangga tak menghalangi saya untuk belajar mencari ilmu dan uang demi membantu suami. Kebetulan tetangga dekat rumah seorang penjahit pakaian. Saya tawarkan tenaga untuk membersihkan rumahnya asal saya diajari membuat pakaian. Dalam 3 bulan saya pandai menjahit baju. Saya tawarkan gratis pada tetangga yang ingin bikin baju asal mengganti uang benang. Alhamdulilah langganan makin banyak, kebanyakan ibu ibu sekitar rumah. Saat hamil 9 bulan dibulan ramadan saya masih menjahit hingga melahirkan. Cita cita bekerja dikantor masih terpendam tapi tak pernah pudar.
MENGURUS ADMINISTRASI RINGAN DISEBUAH KLUB ORANG ASING
Saya bekerja pada Gary orang Inggris yang bekerja di perusahaan minyak asing. Ia juga membuka usaha kecil seperti coffee shop di Jakarta Pusat. Di situ ada perpustakaan juga TV besar untuk memutar video. Buka sore hari dari jam 4 hingga jam 10 malam. Pelanggan kebanyakan guru guru bahasa Inggris yang relax sejenak sambil baca buku, nonton video dan minum kopi. Tugas saya menyusun buku buku, jadi kasir dan mencatat buku apa saja yang dipinjam pelanggan.
Setiap sore sebelum coffee shop buka saya sering melihat Gary mengetik di komputer. Saya berdiri dibelakangnya sambil dalam hati berkata ” Enak kali ya kalau saya bisa menggunakan komputer.” Ternyata Gary memperhatikan tingkah laku saya hingga suatu hari ia bertanya ” Kamu mau belajar komputer?” Wah kebetulan sekali, pucuk dicinta ulam tiba. Sejak itu setiap sore dari jam 3 hingga jam 4 saya diajari cara menggunakan komputer ( Apple). Setelah 1 bulan Gary memutuskan untuk membiayai saya kursus komputer khusus untuk sekretaris. Selesai dalam waktu 6 bulan , sayapun mendapat tugas baru. Setiap hari Minggu, saya bekerja selama 2 jam di rumah Gary di Kemang. Pekerjaan saya mengetik laporan yang ditulis tangan dan dibekali kamus bahasa Inggris khusus perminyakan. Setelah makan siang sayapun pulang. Gaji waktu itu 100.000 rupiah ( kerja hanya hari Minggu saja) plus makan siang dan ongkos taxi pulang pergi. Gary bukan hanya seorang atasan tapi juga sahabat. Sayang Gary harus kembali ke Inggris karena kontrak kerja selesai.
JADI PENGAWAS SAMPAH SWASTA DI DKI :
Lalu saya bekerja lagi pada John ( samaran) , orang Inggris juga yang mengurus sampah swasta di DKI. Tugas saya mengawasi pengangkutan sampah di DKI khusus Jakarta Pusat. Jam 6 pagi saya sudah berada di posko Monas, lalu ikut truk sampah berkeliling mengangkut sampah. Bau dan kotornya tak terkira. Teringat ketika Ibu Tien melambaikan tangan sambil tersenyum melihat saya naik turun truk sampah. Jika sampah sudah penuh, langsung kami berangkat ke ketempat pembuangan akhir di Bantar Gebang, kadang makan siang di sana dengan semangkok bakmi ditemani lalat lalat yang berterbangan. Untung ngga pernah sakit. Kami bekerja hingga jam 3 sore lalu kembali ke posko di Monas.
Suatu hari saya diajak makan malam oleh John disebuah hotel mewah. Lalu saya diminta menghadap istrinya yang punya sekolah bahasa Inggris. Sayapun diterima bekerja di sana sebagai staff administrasi. Guru guru yang mengajar semuanya orang asing. Maka bertambah lagi kemampuan bahasa Inggris saya. Walau gaji kecil yang penting dapat ilmu. Cita cita saya bekerja di kantor tercapai sudah walau saya tak pernah kuliah.
Ketika ada dana sedikit, saya ambil kursus accounting di LPK Trisakti (6 bln) dan dapat sertificat. Lalu kursus Bahasa Inggris Business , Manchester . UK (kursus jarak jauh), selesai dalam 2 tahun dan dapat diploma.
Sempat jadi pengusaha kecil, usaha kost kost an didekat kampus Bina Nusantara, internet cafe, dealer motor, jual beli mobil bekas, travel agent. Krisis ekonomi perlahan tutup satu satu. Mulai sering ke Amerika menengok anak anak, sambil jadi kuli, di resto, panti jompo, percetakan koran, garment dan terakhir di pharmacy jalankan mesin pembuat kapsul.
Alhamdulilah , pekerjaan terbaik dalam hidup saya adalah bekerja sebagai Admin Officer di sebuah kantor penerbangan UAE. Gaji sangat lumayan, budget kaca mata AED 1500/th, free apartement, free medical, free return ticket setahun sekali plus cuti 25 hari dengan gaji penuh. Saya terus belajar sambil bekerja. Tugas saya mengurus administrasi, dan melakukan transaksi pemesanan/ pembelian spare parts pesawat, dari mengirim RFQ ( Request For Quotation ) ke beberapa suppliers di USA dan Eropa, transfer dana, hingga spare parts diterima. Sungguh pekerjaan yang penuh tantangan dan membutuhkan ketelitian serta kesabaran, tapi saya sangat menikmatinya. Kontrak kerja pertama dua tahun lalu unlimited, berhubung saya menikah dan suami tak mau pindah ke UAE, maka saya mengundurkan diri.
Jika saya menengok ke belakang, koq aneh ya saya tak pernah bekerja di perusahaan Indonesia. Mungkin karena saya ngga punya titel sarjana. di Indonesia ngga penting pengalaman, yang penting muda dan sarjana.
Kini saya tinggal di Australia dan sedang menuntut ilmu. No one is too old to learn isn’t? Teringat kata kata bijak tentang belajar .
” Orang orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, orang orang yang masih terus belajar akan menjadi milik masa depan” (Mario Teguh)
” Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China”
” Belajarlah dari buaian hingga keliang kubur”
Insya Allah jika selesai sekolah dan suami mengizinkan saya akan bekerja lagi. Di Australia tak mengenal batas usia kerja , tak boleh ada diskriminasi fisik atau warna kulit, selama kita mampu, rajin dan mau belajar insya Allah akan dapat pekerjaan.
Menurut pendapat saya, jangan pernah menyesali diri ketika kita tak mampu sekolah tinggi. Berdoa, belajar, berusaha keras dan jangan malas. Insya Allah dimana ada kemauan pasti ada jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar