Selasa, 14 Agustus 2012

Jalan Sudah Lebih Baik, Macet Tetap Belum Hilang


 
NASIONAL - SOSIAL
Selasa, 14 Agustus 2012 , 06:30:00

JUMLAH pemudik yang menggunakan jalur darat pada Lebaran tahun ini diperkirakan meningkat daripada sebelumnya. Yakni, dari 5,52 juta orang (2011) menjadi 5,59 juta (2012). Di antara jumlah itu, pemudik motor diprediksi meningkat 6,16 persen atau 2.514.634 juta unit jika dibandingkan dengan Lebaran sebelumnya, 2.368.720 unit.

Sementara itu, jumlah mobil pribadi yang digunakan untuk angkutan Lebaran diprediksi meningkat 5,6 persen, dari 1.5220.150 juta unit kendaraan (2011) menjadi 1.605.299 unit kendaraan (2012). Selain kendaraan pribadi, masyarakat bakal menggunakan 37.629 bus yang tersedia. Itu semua begerak dalam waktu dan tempat yang bersamaan sehingga kemacetan tak bisa dihindari.

"Mungkin masih akan ditemui kemacetan, terutama akibat pasar tumpah, lintasan sebidang (persinggungan rel kereta dengan jalan raya, Red), serta antrean di pom bensin dan lokasi wisata. Tetapi, kita akan berusaha meminimalkan itu," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Soeroyo Alimoesa yang ditunjuk sebagai ketua Tim Koordinasi Angkutan Lebaran kemarin.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dari Jakarta, kemacetan biasanya terjadi mulai tol Cikampek. Untuk yang memilih jalur pantai utara (pantura), kemacetan biasanya terjadi di Jatisari, Sukamandi, Ciasem, hingga Patrol. Mengenai itu, Soeroyo mengatakan, petugas kepolisian bisa mengalihkan lalu lintas dari tol Cikampek menuju Purwakarta. "Mereka bisa melalui Subang, Kadipaten, langsung masuk tol Palimanan menuju Jawa Tengah," jelasnya.

Untuk jalur pantai selatan (pansela), meski keluar dari Bandung sudah ada jalan baru lingkar Nagreg, kemacetan bisa saja terjadi. Selepas keluar dari Nagreg, kemacetan biasanya terjadi di wilayah Kecamatan Limbangan"Malangbong menuju Tasikmalaya. Itu terjadi karena ada penyempitan jalan (bottleneck). "Jalan dari Bandung sampai Nagreg yang tadinya dua lajur menjadi satu lajur ketika masuk Garut," katanya.

Soeroyo mengakui dampak lancarnya jalur Nagrek nanti berpotensi meningkatkan kemacetan di Limbangan dan Malangbong yang terdapat banyak pasar tumpah. Untuk itu, telah dibuatkan jalan paralel sepanjang 2,6 kilometer di wilayah Gentong untuk mengalihkan kendaraan dari Tasikmalaya menuju Bandung. "Kalau Malangbong macet, kendaraan arah Tasikmalaya akan dialihkan ke jalur alternatif Sumedang-Wado," jelasnya.

Di perbatasan Jawa Barat"Jawa Tengah, kemacetan biasanya terjadi di simpang Pejagan yang merupakan titik pertemuan kendaraan yang keluar dari tol Pejagan dengan kendaraan yang melaju di jalan nasional dari Tegal. "Kalau dengar informasi simpang Pejagan menuju Jawa Tengah macet, pemudik disarankan tidak usah lewat tol Pejagan, mending keluar tol Kanci belok menuju Losari," tuturnya.

Daerah macet lain di Jawa Tengah diperkirakan terjadi di daerah Ciregol, tepatnya ruas jalan pegunungan antara Prupuk menuju Bumiayu. Tahun lalu jalan utama penghubung pantura menuju Purwokerto itu longsor di sebagian jalannya sehingga terjadi penyempitan, tetapi sekarang sudah diperbaiki. "Kalau macet di sana, kendaraan kecil bisa dialihkan ke jalur alternatif Kutamendala"Linggapura," tegasnya.

Selain karena volume kendaraan yang membeludak, kemacetan biasa terjadi karena adanya lintasan jalan dengan rel kereta api (lintasan sebidang, Red). Di Jawa Tengah, yang menjadi perhatian utama adalah lintasan Sumpiuh dan lintasan Karangayar (jalur Banyumas"Kebumen). "Di lintasan itu frekuensi kereta melintas memang meningkat, dari sebelumnya 52 kali sehari menjadi 68 kali sehari saat Lebaran," tuturnya.

Sementara itu, pemudik yang melaju dari Semarang menuju Magelang atau Salatiga sekarang bisa mengakses tol Ungaran. Masalahnya, keluar dari tol Ungaran, kendaraan diperkirakan menumpuk sehingga diusulkan sistem buka tutup sesuai dengan prioritas. "Pada saat mudik H-7 sampai H+2, tol ditutup dari arah Ungaran menuju Semarang, sebaliknya H+1 sampai H+7 ditutup dari arah semarang menuju Ungaran," ungkapnya.

Di Jawa Timur kemacetan mungkin terjadi di beberapa lokasi lintasan kereta. Untuk itu, dinas perhubungan setempat diminta bekerja sama dengan PT KAI untuk mengoptimalkan penutupan lintasan sesingkat-singkatnya. Pasar tumpah juga harus diwaspadai. Misalnya, dari Probolinggo hingga Banyuwangi saja, terdapat 13 pasar tumpah yang berpotensi mengakibatkan kemacetan. "Untuk Porong, sudah ditetapkan pengaturan lalu lintas oleh Polri," jelasnya. (wir/c7/nw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar