Selasa, 14 Agustus 2012

Waspadai Angin dan Debu di Jalur Selatan Jawa


Selasa, 14 Agustus 2012 07:30 WIB
Waspadai Angin dan Debu di Jalur Selatan Jawa
Penulis : Liliek Dharmawan















(MI/Liliek Dharmawan/ip)
 PARA pemudik yang melewati jalur selatan Jawa menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur diimbau mewaspadai angin kencang dan debu yang bisa mengganggu perjalanan.

Imbauan itu diungkapkan pengamat cuaca Stasiun Meteorologi dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mas Pudjiono, kemarin. Menurutnya, angin kencang akan menerpa wilayah Jawa Tengah bagian selatan akibat pengaruh musim angin timur.

"Kecepatan angin berkisar 16-20 knots (sekitar 29-37 km/jam). Itu akan terasa kalau pemudik melalui jalan yang kanan kirinya terbentang sawah yang luas. Kami imbau pemudik berhati-hati," kata Mas.

Angin kencang tersebut, imbuh dia, juga akan menyebabkan debu beterbangan yang bisa mengganggu pemudik. Apalagi, daerah selatan Jawa saat ini dilanda musim kemarau sehingga tanah kering berdebu.

Gangguan angin kencang dan debu terutama akan terjadi di wilayah Wangon, Banyumas, hingga Buntu, Cilacap. Gangguan akan sangat dirasakan oleh pemudik yang menggunakan sepeda motor.

"Jalur di sini berbeda dengan pantura. Di sini (Banyumas) anginnya kencang dan menerbangkan debu sehingga kalau tidak menggunakan masker dan helm tertutup, bakal terganggu. Motor juga tidak bisa berkecepatan tinggi," jelas Toni, 27, pemudik yang menggunakan sepeda motor dari Jakarta menuju Sleman, Yogyakarta, kemarin.

Debu juga menjadi gangguan pemudik di perbatasan Rembang-Pati, Jateng, akibat sisa dari proyek pelebaran jalan. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Rembang AK Dudi Pramudia mengatakan, selain mewaspadai debu pekat, pemudik juga perlu memperhatikan material sisa proyek berupa batu kerikil. "Kerikil yang masih banyak di lokasi proyek pelebaran rawan terpental saat terlindas roda kendaraan berat."

Secara terpisah, Kepala BMKG Sri Woro B Harijono mengatakan secara umum cuaca selama arus mudik Lebaran 2012 cerah. "Hingga saat ini perkiraan cuaca cenderung tidak hujan atau normal. Aman untuk mudik," tuturnya.

Saat memasuki H-6 Lebaran, kemarin, arus mudik ke Jateng dan Jatim terus meningkat. Nagreg, perbatasan Kabupaten Bandung-Garut, Jawa Barat, mulai dipenuhi kendaraan, kebanyakan sepeda motor. Namun, belum diberlakukan satu arah atau menggunakan lingkar Nagreg. Pemudik ke arah timur masih menggunakan jalur lama, begitu juga sebaliknya.

Dominasi motor

Di pantura Jawa, arus mudik juga terus meningkat dan didominasi sepeda motor. Data Pos Pencatatan Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon di Tegalkarang menunjukkan, motor yang melintasi pantura mencapai 75 unit per menit dari sehari sebelumnya 30 unit per menit. Tidak sedikit sepeda motor yang ditumpangi hingga empat orang dan mengabaikan keselamatan.

Kenaikan volume kendaraan terjadi pula di Tol Palikanci. "Senin pagi (kemarin) lonjakan mencapai 50%. Total kendaraan yang melewati Tol Palikanci selama tiga sif hingga Senin pagi ini mencapai 15.794 unit," jelas Slamet, petugas informasi Tol Palikanci.

Di sisi lain, perbaikan jalan nasional di sepanjang Bojonegoro-Cepu di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, dikeluhkan karena hanya dilakukan tambal sulam. Padahal, kerusakan tergolong parah, bergelombang dan berlubang.

Adapun di jalur tengah dari Tegal menuju Purwokerto, pemudik dihadapkan pada lima titik kemacetan. Selain tanjakan Ciregol, kemacetan berpotensi terjadi di Pasar Linggapura, pintu utara jalan lingkar/Rancakalong, pintu selatan jalan lingkar/terminal lama, Pasar Bumiayu, dan perlintasan KA Kretek di Kecamatan Paguyangan.(Tim/X-11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar